Senin, 29 Desember 2014

PENYEBAB MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH

 BAB I

                                                PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG

            Nama rupiah sering dikaitkan dengan rupee mata uang India, namun sebenarnya menurut Adi Pratomo, salah satu sejarawanuang Indonesia, rupiah diambil dari kata rupia dalam bahasa Mongolia. Rupia sendiri berarti perak. Memang sama dengan arti rupee, namun rupiah sendiri merupakan pelafalan asli Indonesia karena adanya penambahan huruf ’h’ di akhir kata rupia, sangat khas sebagai pelafalan orang-orang Jawa. Hal ini sedikit berbeda dengan banyak anggapan bahwa rupiah adalah salah satu unit turunan dari mata uang India. Rupee India sebenarnya juga dapat dikatakan sebagai turunan dari kata rupia itu sendiri, dengan begitu rupiah Indonesia memiliki tingkatan yang sama bukan sebagai unit turunan dari mata uang India tersebut.
Rupiah adalah mata uang resmi Indonesia. Mata uang ini dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia dengan kodeISO 4217 IDR. Secara tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama "perak". Satu rupiah dibagi menjadi 100 sen, walaupun inflasi telah membuatnya tidak digunakan lagi kecuali hanya pada pencatatan di pembukuan bank.
Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
            Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang"). sebagai contoh, dalam penggalan disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah EUR.Sistem nilai tukar mata uang bebas-apung merupakan nilai tukar yang dibolehkan untuk berbeda terhadap yang lain dan mata uang ditentukan berdasarkan kekuatan-kekuatan pasar atas dari penawaran dan permintaan nilai tukar mata uang akan cenderung berubah hampir selalu seperti yang akan dikutip pada papan pasar keuangan, terutama oleh bank-bank di seluruh dunia sedangkan dalam penggunaan sistem pasak nilai tukar mata uang atau merupakan nilai tukar tetap dengan ketentuan berlakunya devaluasi dari nilai mata uang berdasarkan sistem Bretton Woods.


1.2    RUMUSAN MASALAH

            Secara umum, rumusan masalah  pada tulisan “PENYEBAB MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
1.Apakah yang di maksud nilai mata uang ?
2. Apa penyebab melemehnya nilai mata uang ?
3.Apakah nilai tukar rupiah melemah karena pengaruh global ?

1,3 TUJUAN

            1.Bagi Penulis
 Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar bisnis. Selain itu, bagi diri kami pribadi tulisan ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup universitas gunadarma maupun di aktivitas akademika yang lain.

            2. Bagi Pembaca
     Para pembaca  digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul. Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang penyebab lemahnya nilai mata uang rupiah.

1.4 METODE PENULISAN

Metode yang di gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan  buku - buku panduan.


                                                          BAB II

                                          PEMBAHASAN

         Menyusul melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, yang menembus lebih dari Rp 10.300 per dolar Amerika, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal itu terjadi karena pengaruh global dan hal serupa juga terjadi pada negara-negara lain di kawasan Asia seperti Jepang, Hong Kong, Thailand dan Singapura. Penegasan presiden tersebut menanggapi pendapat beberapa pengamat yang mengatakan nilai tukar rupiah melemah akibat ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Presiden menegaskan pemerintah beker jasama dengan Bank Indonesia terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah.
Dalam anggaran negara 2013, pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah sebesar Rp 9.300 per dollar Amerika.“Pemerintah, Bank Indonesia, kemudian OJK, Otoritas Jasa Keuangan, dan juga LPS, Lembaga Penjamin Simpanan, terus bekerja untuk mengelola dalam forum yang telah dibentuk di negeri ini  yang disebut dengan forum stabilitas sistem keuangan,” ujar Presiden Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (12/6).
            Terkait kenaikan BBM, Presiden mengatakan pemerintah tetap akan melakukannya dan memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) untuk mereka yang kurang mampu.Rencananya, rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat akan membahas kenaikan harga BBM bersubsidi pada Senin 17 Juni 2013.“Cara ini (BSLM) bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga dilaksanakan oleh banyak negara di dunia menyangkut anggaran untuk kompensasi atau bantuan dan proteksi sosial bagi golongan tidak mampu,” ujar Presiden Yudhoyono.
            Dalam kesempatan berbeda, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulisto mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah berdampak negatif pada kegiatan impor karena pengusaha harus membayar dalam bentuk mata uang dolar Amerika.“Jadi keprihatinan kita kalau sampai rupiah ini terus melemah karena tentu ada dampaknya kepada stabilitas impor ya,” ujarnya.Analis dari kantor sekuritas Valubury Asia, Nico Omer Jonckheere mengatakan, pengusaha merupakan kelompok yang paling cepat terkena dampak akibat fluktuasi nilai tukar mata uang.Meski melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berdampak negatif terhadap kegiatan impor namun positif terhadap kegiatan ekspor, ujarnya.Diakuinya, sulit mengantisipasi fluktuasi nilai tukar mata uang karena dapat terjadi setiap saat yang disebabkan oleh faktor global maupun dalam negeri.“Orang menginginkan  mata uang itu kuat kan karena daya belinya masyarakat akan naik, kalau pengusaha mengeluh ya itu percuma saja. Kalau melakukan bisnis apalagi ekspor-impor tahu resikonya kan, memperhatikan fluktuasi mata uang,”  Nilai rupiah diperkirakan akan terus mengalami penurunan. Bahkan, penurunan akan terjadi hingga tingkat yang paling rendah. 
Pengamat ekonomi Salamuddin Daeng menilai ada 10 faktor penyebab merosotnya kurs rupiah. Faktor tersebut mulai dari meningkatnya impor, penilaian atas kinerja pemerintah, hingga tingginya angka korupsi.
1.      terjadi defisit perdagangan dalam 6 bulan terakhir akibat meningkatnya impor barang konsumsi dan impor pangan. April, defisit terjadi sebesar 641,1 juta dollar AS, dan neraca perdagangan kembali defisit sebesar 485,9 juta dollar AS pada Mei 2012. Angka defisit pun membesar pada bulan Juni yang mencapai 1,32 miliar US dollar,” jelas Daeng kepada LICOM di Jakarta, Rabu (05/09/12).
2.       akibat defisit dalam neraca pembayaran merupakan akibat minimnya penerimaan ekspor, dan minimnya penarikan utang luar negeri. Transaksi berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit sebesar USD 6,9 miliar (3,1% dari PDB), naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat defisit USD 3,2 miliar (1,5% dari PDB).
3.       arus modal keluar yang sangat tinggi akibat keluar investor dari pasar keuangan, bursa saham, arus modal keluar selama bulan Mei yang diperkirakan mencapai USD 1,5 miliar.
4.       pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo dan bunga utang dalam jumlah yang sangat besar. Cicilan utang dan bunga utang yang harus dibayar pemerintah dalam tahun 2012 mencapai Rp. 160 triliun.
5.       cadangan devisa yang terus merosot, ditambah dengan keengganan BI untuk melakukan intervensi pasar uang. BI menganggap, intervensi pasar mengganggu stabilitas perdagangan. Kenaikan harga dollar mungkin dianggap sebagai stimulus ekspor.
6.      berpindahnya para spekulen dari pasar komoditas ke pasar uang dengan membeli mata uang dollar US. Keadaan ini tercermin dari jatuhnya harga saham komoditas unggulan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Para spekulen lebih memilih pasar uang dengan membeli US dollar dibandingkan pasar komoditas.“Pembayaran utang swasta yang semakin besar di tengah menurunnya harga saham komoditas utama seperti batubara, sawit. Perusahaan seperti Bumi Resourcess harus menanggung utang besar, dipaksa membayar di tengah runtuhnya saham perusahaan tersebut,” terangnya.Pembayaran utang luar negeri swasta.
7.       untuk semester I, 2012 sebesar USD 4,2 miliar atau Rp.39.48 triliun. Posisi Februari 2012, utang luar negeri swasta mencapai USD 109,1 miliar, sekitar 32,7% lebih tinggi ketimbang posisi 1997 dan 1998 hanya bekisar USD 82,2 miliar.
8.      melemahnya kepercayaan investor kepada pemerintah SBY menyebabkan investor menarik uang mereka dari Surat Utang Negara (SUN). Data Direktorat Pengelolaan Utang selama April-Mei, asing menarik dana mereka dari SUN sebesar Rp.4,26 triliun, dan aksi penarikan ini terus berlanjut.
9.       tingginya angka korupsi di Indonesia, dimana hasil korupsi tidak disimpan di bank-bank dalam negeri karena kekuatan yang besar oleh pemeriksaan PPATK. disinyalir para pejabat Indonesia mengalirkan uang miliaran dollar ke bank-bank di luar negeri setiap tahun.
10.   rencana stimulus ekonomi AS sebesar USD 2 yang akan dikeluarkan oleh Federal Reserve AS. Diperkirakan hal ini akan mendorong sentimen investor interrnasional termasuk yang ada di Indonesia untuk memborong dollar. Rencana yang kemungkinan besar dilakukan pada bulan September itu, akan menjerumuskan rupiah pada tingkat yang paling rendah.
Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional.
            Dampak yang akan terjadi adalah:
1.      meningkatnya biaya impor bahan bahan baku.
2.      tingkat suku bunga, dimana akan terjadi meningkatnya nilai suku bunga perbankan yang akan  berdampak pada perubahan investasi di Indonesia.
3.       terjadinya Inflasi, meningkatnya harga-harga secara umum dan kontinu, akibat komsumsi  masyarakat  yang meningkat, dan berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi dan spekulasi.Terlebih lagi akibat lambatnya pengumuman penaikan harga BBM bersubsidi memberikan dampak psikologis terhadap pasar dan membuat defisit APBN semakin besar.Pelemahan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh naiknya impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina. Impor BBM yang besar membuat neraca perdagangan defisit  dan menekan kebutuhan valuta asing di dalam negeri.
4.       ekonomi dunia yang memburuk yang membuat saham di bursa dijual.

Untuk meredam kuatnya tekanan depresiasi rupiah selama triwulan pertama tahun 2013, Bank Indonesia memutuskan untuk mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas untuk pembayaran impor minyak dari perbankan domestik.
Semoga semua pihak tidak panik dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut sambil menunggu kebijakan pemerintah dalam penyesuaian harga BBM bersubsidi dan langkah strategis lainnya untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.








                                                                  BAB III

                                                        PENUTUP

       3.1  KESIMPULAN

            Berdasarkan penjelasan dari tulisan  ini, dapat disimpulkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah salah satunya akibatkan arus modal yang kluar sangat tinggi dan banyaknya yang korupsi di Indonesia.
Dan sangat berdampak besar bagi masyarakat.

3.2 SARAN

Setelah membaca tulisan ini,semoga bermaaf, membantu menambah pengetahuan bagi pembaca  dan mampu memperbaiki pola pikir ekonomi Negara Indonesia semakin maju.



3.3 SUMBER :

(I.B.Alit Wiratmaja SH/DS)





1 komentar: