BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Nama
rupiah sering dikaitkan dengan rupee mata uang India, namun sebenarnya
menurut Adi Pratomo, salah satu sejarawanuang
Indonesia, rupiah diambil dari kata rupia dalam bahasa Mongolia.
Rupia sendiri berarti perak. Memang sama dengan
arti rupee, namun rupiah sendiri merupakan pelafalan asli Indonesia karena
adanya penambahan huruf ’h’ di akhir kata rupia, sangat khas sebagai pelafalan
orang-orang Jawa.
Hal ini sedikit berbeda dengan banyak anggapan bahwa rupiah adalah salah satu
unit turunan dari mata uang India. Rupee India sebenarnya juga dapat dikatakan
sebagai turunan dari kata rupia itu sendiri, dengan begitu rupiah Indonesia
memiliki tingkatan yang sama bukan sebagai unit turunan dari mata uang India
tersebut.
Rupiah adalah mata uang resmi Indonesia. Mata uang ini
dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia dengan
kodeISO 4217 IDR. Secara
tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama "perak". Satu rupiah dibagi menjadi 100 sen, walaupun inflasi telah
membuatnya tidak digunakan lagi kecuali hanya pada pencatatan di pembukuan bank.
Nilai tukar atau
dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Dalam
sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu
"mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata
uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut
pula sebagai "dasar mata uang"). sebagai contoh, dalam penggalan
disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti
bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai
dasar tukar mata uang adalah EUR.Sistem nilai tukar mata uang bebas-apung merupakan nilai tukar yang dibolehkan untuk berbeda
terhadap yang lain dan mata uang ditentukan berdasarkan kekuatan-kekuatan pasar atas
dari penawaran dan permintaan nilai tukar mata uang akan cenderung berubah hampir
selalu seperti yang akan dikutip pada papan pasar keuangan, terutama oleh
bank-bank di seluruh dunia sedangkan dalam penggunaan sistem pasak nilai tukar mata uang atau merupakan nilai tukar tetap
dengan ketentuan berlakunya devaluasi dari nilai mata uang berdasarkan sistem Bretton Woods.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Secara
umum, rumusan masalah pada tulisan “PENYEBAB MELEMAHNYA NILAI TUKAR
RUPIAH” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
1.Apakah yang di maksud nilai mata
uang ?
2. Apa penyebab melemehnya nilai mata
uang ?
3.Apakah nilai tukar rupiah melemah
karena pengaruh global ?
1,3 TUJUAN
1.Bagi Penulis
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar
bisnis. Selain itu, bagi diri kami pribadi tulisan ini juga diharapkan bisa
digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam
lingkup universitas gunadarma maupun di aktivitas akademika yang lain.
2. Bagi Pembaca
Para pembaca digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul. Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang penyebab lemahnya nilai mata uang rupiah.
Para pembaca digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul. Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang penyebab lemahnya nilai mata uang rupiah.
1.4 METODE PENULISAN
Metode yang di gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku - buku panduan.
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku - buku panduan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Menyusul
melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, yang menembus lebih dari Rp 10.300 per
dolar Amerika, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal itu terjadi
karena pengaruh global dan hal serupa juga terjadi pada negara-negara lain di
kawasan Asia seperti Jepang, Hong Kong, Thailand dan Singapura. Penegasan
presiden tersebut menanggapi pendapat beberapa pengamat yang mengatakan nilai
tukar rupiah melemah akibat ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi.
Presiden menegaskan pemerintah beker jasama dengan Bank Indonesia terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah.
Dalam anggaran negara 2013, pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah sebesar Rp 9.300 per dollar Amerika.“Pemerintah, Bank Indonesia, kemudian OJK, Otoritas Jasa Keuangan, dan juga LPS, Lembaga Penjamin Simpanan, terus bekerja untuk mengelola dalam forum yang telah dibentuk di negeri ini yang disebut dengan forum stabilitas sistem keuangan,” ujar Presiden Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (12/6).
Presiden menegaskan pemerintah beker jasama dengan Bank Indonesia terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah.
Dalam anggaran negara 2013, pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah sebesar Rp 9.300 per dollar Amerika.“Pemerintah, Bank Indonesia, kemudian OJK, Otoritas Jasa Keuangan, dan juga LPS, Lembaga Penjamin Simpanan, terus bekerja untuk mengelola dalam forum yang telah dibentuk di negeri ini yang disebut dengan forum stabilitas sistem keuangan,” ujar Presiden Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (12/6).
Terkait kenaikan BBM, Presiden
mengatakan pemerintah tetap akan melakukannya dan memberikan bantuan langsung
sementara masyarakat (BLSM) untuk mereka yang kurang mampu.Rencananya, rapat
paripurna Dewan Perwakilan Rakyat akan membahas kenaikan harga BBM bersubsidi
pada Senin 17 Juni 2013.“Cara ini (BSLM) bukan hanya terjadi di Indonesia tapi
juga dilaksanakan oleh banyak negara di dunia menyangkut anggaran untuk
kompensasi atau bantuan dan proteksi sosial bagi golongan tidak mampu,” ujar
Presiden Yudhoyono.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Umum
Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulisto mengatakan, melemahnya
nilai tukar rupiah berdampak negatif pada kegiatan impor karena pengusaha harus
membayar dalam bentuk mata uang dolar Amerika.“Jadi keprihatinan kita kalau
sampai rupiah ini terus melemah karena tentu ada dampaknya kepada stabilitas
impor ya,” ujarnya.Analis dari kantor sekuritas Valubury Asia, Nico Omer
Jonckheere mengatakan, pengusaha merupakan kelompok yang paling cepat terkena
dampak akibat fluktuasi nilai tukar mata uang.Meski melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika berdampak negatif terhadap kegiatan impor namun
positif terhadap kegiatan ekspor, ujarnya.Diakuinya, sulit mengantisipasi
fluktuasi nilai tukar mata uang karena dapat terjadi setiap saat yang
disebabkan oleh faktor global maupun dalam negeri.“Orang menginginkan
mata uang itu kuat kan karena daya belinya masyarakat akan naik, kalau
pengusaha mengeluh ya itu percuma saja. Kalau melakukan bisnis apalagi
ekspor-impor tahu resikonya kan, memperhatikan fluktuasi mata uang,” Nilai rupiah diperkirakan akan terus
mengalami penurunan. Bahkan, penurunan akan terjadi hingga tingkat yang paling
rendah.
Pengamat ekonomi Salamuddin Daeng menilai ada 10 faktor
penyebab merosotnya kurs rupiah. Faktor tersebut mulai dari meningkatnya impor,
penilaian atas kinerja pemerintah, hingga tingginya angka korupsi.
1.
terjadi defisit
perdagangan dalam 6 bulan terakhir akibat meningkatnya impor barang konsumsi
dan impor pangan. April, defisit terjadi sebesar 641,1 juta dollar AS, dan
neraca perdagangan kembali defisit sebesar 485,9 juta dollar AS pada Mei 2012.
Angka defisit pun membesar pada bulan Juni yang mencapai 1,32 miliar US
dollar,” jelas Daeng kepada LICOM di Jakarta, Rabu (05/09/12).
2.
akibat defisit dalam neraca pembayaran
merupakan akibat minimnya penerimaan ekspor, dan minimnya penarikan utang luar
negeri. Transaksi berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit sebesar USD 6,9
miliar (3,1% dari PDB), naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat
defisit USD 3,2 miliar (1,5% dari PDB).
3.
arus modal keluar yang sangat tinggi akibat
keluar investor dari pasar keuangan, bursa saham, arus modal keluar selama
bulan Mei yang diperkirakan mencapai USD 1,5 miliar.
4.
pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo
dan bunga utang dalam jumlah yang sangat besar. Cicilan utang dan bunga utang
yang harus dibayar pemerintah dalam tahun 2012 mencapai Rp. 160 triliun.
5.
cadangan devisa yang terus merosot, ditambah
dengan keengganan BI untuk melakukan intervensi pasar uang. BI menganggap,
intervensi pasar mengganggu stabilitas perdagangan. Kenaikan harga dollar
mungkin dianggap sebagai stimulus ekspor.
6.
berpindahnya para
spekulen dari pasar komoditas ke pasar uang dengan membeli mata uang dollar US.
Keadaan ini tercermin dari jatuhnya harga saham komoditas unggulan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI). Para spekulen lebih memilih pasar uang dengan membeli US
dollar dibandingkan pasar komoditas.“Pembayaran utang swasta yang semakin besar
di tengah menurunnya harga saham komoditas utama seperti batubara, sawit.
Perusahaan seperti Bumi Resourcess harus menanggung utang besar, dipaksa
membayar di tengah runtuhnya saham perusahaan tersebut,” terangnya.Pembayaran
utang luar negeri swasta.
7.
untuk semester I, 2012 sebesar USD 4,2 miliar
atau Rp.39.48 triliun. Posisi Februari 2012, utang luar negeri swasta mencapai
USD 109,1 miliar, sekitar 32,7% lebih tinggi ketimbang posisi 1997 dan 1998
hanya bekisar USD 82,2 miliar.
8.
melemahnya kepercayaan
investor kepada pemerintah SBY menyebabkan investor menarik uang mereka dari
Surat Utang Negara (SUN). Data Direktorat Pengelolaan Utang selama April-Mei,
asing menarik dana mereka dari SUN sebesar Rp.4,26 triliun, dan aksi penarikan ini
terus berlanjut.
9.
tingginya angka korupsi di Indonesia, dimana
hasil korupsi tidak disimpan di bank-bank dalam negeri karena kekuatan yang
besar oleh pemeriksaan PPATK. disinyalir para pejabat Indonesia mengalirkan
uang miliaran dollar ke bank-bank di luar negeri setiap tahun.
10. rencana stimulus
ekonomi AS sebesar USD 2 yang akan dikeluarkan oleh Federal Reserve AS.
Diperkirakan hal ini akan mendorong sentimen investor interrnasional termasuk
yang ada di Indonesia untuk memborong dollar. Rencana yang kemungkinan besar
dilakukan pada bulan September itu, akan menjerumuskan rupiah pada tingkat yang
paling rendah.
Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan
menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya
peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing
sebagai alat pembayaran internasional.
Dampak yang akan terjadi adalah:
1.
meningkatnya biaya impor bahan bahan baku.
2.
tingkat suku bunga, dimana akan terjadi
meningkatnya nilai suku bunga perbankan yang akan berdampak pada
perubahan investasi di Indonesia.
3.
terjadinya Inflasi, meningkatnya harga-harga
secara umum dan kontinu, akibat komsumsi masyarakat yang meningkat,
dan berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi dan spekulasi.Terlebih
lagi akibat lambatnya pengumuman penaikan harga BBM bersubsidi memberikan
dampak psikologis terhadap pasar dan membuat defisit APBN semakin
besar.Pelemahan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh naiknya impor BBM yang
dilakukan oleh Pertamina. Impor BBM yang besar membuat neraca perdagangan
defisit dan menekan kebutuhan valuta asing di dalam negeri.
4.
ekonomi
dunia yang memburuk yang membuat saham di bursa dijual.
Untuk meredam kuatnya tekanan depresiasi
rupiah selama triwulan pertama tahun 2013, Bank Indonesia memutuskan untuk
mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas untuk pembayaran impor
minyak dari perbankan domestik.
Semoga semua pihak tidak panik dalam
menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut sambil menunggu kebijakan
pemerintah dalam penyesuaian harga BBM bersubsidi dan langkah strategis lainnya
untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dari tulisan ini, dapat disimpulkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah salah
satunya akibatkan arus modal yang kluar sangat tinggi dan banyaknya yang
korupsi di Indonesia.
Dan sangat berdampak besar bagi
masyarakat.
3.2 SARAN
Setelah membaca tulisan ini,semoga
bermaaf, membantu menambah pengetahuan bagi pembaca dan mampu memperbaiki pola pikir ekonomi Negara
Indonesia semakin maju.
3.3 SUMBER :
(I.B.Alit Wiratmaja SH/DS)