Kamis, 12 Oktober 2017

Tugas Etika Profesi Akuntansi

BAB II
PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS
 
II.   Perilaku Etika Dalam Bisnis
1.      Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Tujuan dari sebuah bisnis kecil adalah untuk mentumbuh atau mendapatkan menghasilkan uang.
Faktor yang mempengaruhi perilaku etika bisnis, yaitu :
1)      Faktor Perbedaan Budaya
2)      Faktor Perilaku Organisasi
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku etika bisnis, yaitu :
1)      Physial, yaitu : Kualitas air, udara dan keamanan.
2)      Moral, yaitu : Kebutuhan kejujuran dan keadilan.
3)      Econimic, yaitu : Kelemahan tekanan untuk bertahan.
4)      Accountability, yaitu : Kebutuhan akan transparasi.
5)      Institutional Reinforcement, yaitu : Hukum / UU untuk mereformasi praktik bisnis dan profesi.
2.      Kesalingan – Ketergantungan antara Bisnis dan Masyarakat
Dalam setiap sesuatu yang berada dimuka bumi ini saling ketergantungan satu sama lainnya. Hal ini tidak bisa dihindarkan sama dengan berbisnis dalam dunia berbisnis tidak bisa berjalan tanpa adanya peranan dari masyarakat yang ikut serta menjalankan sistem ruang lingkup bisnis itu sendiri. Sebagaimana peranan bisnis terhadap masyarakat yang sangat saling berkaitan.
3.      Kepedulian Perilaku Bisnis Terhadap Etika
Sebuah perusahaan dalam berbisnis tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat (konsumen). Namun mampu juga menyediakan sarana yang dapat menarik peminat konsumen.
Faktor yang berkaitan, yaitu :
1)      Pemenuhan Kebutuhan.
2)      Keuntungan Usaha.
3)      Pertumbuhan dan Perkembangan yang berkelanjutan.
4)      Tanggung Jawab sosial.
4.        Perkembangan Dalam Sistem Etika Bisnis
Menurut K. Bertens dalam buku nya Pengantar Etika Bisnis, perkembangan etika bisnis di bagi menjadi 5 periode yaitu :
1)      Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan dalam konteks itu mereka membahas juga bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2)      Masa Peralihan : Tahun 1960-An
Dalam tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang bisa dilihat sebagai persiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an ini di Amerika Serikat ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas, revolusi mahasiswa, penolakan terhadap establishment. hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dengan nama Business and Society.
3)      Etika Bisnis Lahir di Amerika Serikat : Tahun 1970-An
Etika bisnis sebagai suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri mulai terbentuk di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis sekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di Amerika Serikat.
4)      Etika Bisnis Meluas Ke Eropa : Tahun 1980-An
Di Eropa Barat etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang sepuluh tahun kemudian. Pada tahun 1987 didirikan European Business Ethics Network (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademis dari universitas serta sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan internasiona.
5)      Etika Bisnis Menjadi Fenomena Global: Tahun 1990-An
Dalam dekade 1990-an etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia barat.Tanda bukti terakhir bagi sifat global etika bisnis adalah didirikannya International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) di Tokyo pada 25-28 Juli 1996. 

5.      Etika Bisnis dan Akuntan
Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etika Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Kode etika Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang diberikan pendoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesame anggota akuntan dan masyarakat.
Faktor dalam menciptakan etika bisnis, yaitu :
1.      Pengendalian Diri.
2.      Pengembangan Tanggungan Jawab Sosial (Social Responsibility).
3.      Mempertahankan Jati Diri.
4.      Menciptakan Persaingan yang Sehat,
5.      Menerapkan Konsep
6.      Menhindarkan Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan komisi).
7.      Mampu Menyatakan yang Bener itu Bener.
8.      Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antara Golongan Pengusaha.
9.      Konsekuen dan kosisten dengan Aturan main Bersama.
10.  Memelihara Kesepakatan.
11.  Menuangkan ke dalam Hukum Positif.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, 2013. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya, Jakarta : Salemba Empat.
Bertens, K, 2000. Pengantar Etika Bisnis, Edisi Keenam, Yogyakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar