BAB II
PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS
II. Perilaku Etika Dalam
Bisnis
1.
Lingkungan
Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Tujuan
dari sebuah bisnis kecil adalah untuk mentumbuh atau mendapatkan menghasilkan
uang.
Faktor yang mempengaruhi perilaku
etika bisnis, yaitu :
1) Faktor Perbedaan Budaya
2) Faktor Perilaku Organisasi
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku
etika bisnis, yaitu :
1) Physial, yaitu : Kualitas air, udara
dan keamanan.
2) Moral, yaitu : Kebutuhan kejujuran
dan keadilan.
3) Econimic, yaitu : Kelemahan tekanan
untuk bertahan.
4) Accountability, yaitu : Kebutuhan
akan transparasi.
5) Institutional Reinforcement, yaitu :
Hukum / UU untuk mereformasi praktik bisnis dan profesi.
2.
Kesalingan
– Ketergantungan antara Bisnis dan Masyarakat
Dalam
setiap sesuatu yang berada dimuka bumi ini saling ketergantungan satu sama
lainnya. Hal ini tidak bisa dihindarkan sama dengan berbisnis dalam dunia
berbisnis tidak bisa berjalan tanpa adanya peranan dari masyarakat yang ikut
serta menjalankan sistem ruang lingkup bisnis itu sendiri. Sebagaimana peranan
bisnis terhadap masyarakat yang sangat saling berkaitan.
3.
Kepedulian
Perilaku Bisnis Terhadap Etika
Sebuah
perusahaan dalam berbisnis tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat
(konsumen). Namun mampu juga menyediakan sarana yang dapat menarik peminat
konsumen.
Faktor yang berkaitan, yaitu :
1) Pemenuhan Kebutuhan.
2) Keuntungan Usaha.
3) Pertumbuhan dan Perkembangan yang
berkelanjutan.
4) Tanggung Jawab sosial.
4.
Perkembangan Dalam Sistem Etika
Bisnis
Menurut
K. Bertens dalam buku nya Pengantar Etika Bisnis, perkembangan etika bisnis di
bagi menjadi 5 periode yaitu :
1)
Situasi
Dahulu
Pada
awal sejarah filsafat, plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain
menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara
dan dalam konteks itu mereka membahas juga bagaimana kehidupan ekonomi dan
kegiatan niaga harus diatur.
2)
Masa
Peralihan : Tahun 1960-An
Dalam
tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang bisa dilihat sebagai persiapan
langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an
ini di Amerika Serikat ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas,
revolusi mahasiswa, penolakan terhadap establishment. hal ini memberi perhatian
pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah
baru dengan nama Business and Society.
3)
Etika
Bisnis Lahir di Amerika Serikat : Tahun 1970-An
Etika
bisnis sebagai suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri
mulai terbentuk di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Sejumlah filsuf mulai
terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis sekitar bisnis, dan etika bisnis
dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi
dunia bisnis di Amerika Serikat.
4)
Etika
Bisnis Meluas Ke Eropa : Tahun 1980-An
Di
Eropa Barat etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang sepuluh tahun
kemudian. Pada tahun 1987 didirikan European Business Ethics Network (EBEN)
yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademis dari universitas serta
sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan
internasiona.
5)
Etika
Bisnis Menjadi Fenomena Global: Tahun 1990-An
Dalam
dekade 1990-an etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia barat.Tanda bukti
terakhir bagi sifat global etika bisnis adalah didirikannya International
Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) di Tokyo pada 25-28 Juli
1996.
5.
Etika
Bisnis dan Akuntan
Dalam
menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode
etika Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Kode etika Ikatan Akuntansi Indonesia
merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang diberikan pendoman kepada
akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesame anggota akuntan dan masyarakat.
Faktor dalam menciptakan etika
bisnis, yaitu :
1. Pengendalian Diri.
2. Pengembangan Tanggungan Jawab Sosial
(Social Responsibility).
3. Mempertahankan Jati Diri.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat,
5. Menerapkan Konsep
6. Menhindarkan Sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan komisi).
7. Mampu Menyatakan yang Bener itu
Bener.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya
antara Golongan Pengusaha.
9. Konsekuen dan kosisten dengan Aturan
main Bersama.
10. Memelihara Kesepakatan.
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana,
2013. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan
Membangun
Manusia Seutuhnya, Jakarta : Salemba Empat.
Bertens, K, 2000. Pengantar Etika
Bisnis, Edisi Keenam, Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar